Berbicara Kawah Ijen pasti sudah tidak asing dengan eksotisme panorama yang di sajikan berupa blue fire atau api biru yang tak pernah padam. Keindahan panorama tersebut selalu menjadi dambaan setiap pengunjungnya. Bahkan tak sedikit dari pengunjung tersebut yang rela menghabiskan waktu dan uangnya lebih dari sekali kunjungan. Mereka semua melakukan itu hanya sekedar berburu pemandangan yang menakjudkan sekaligus mencari ketenangan, meskipun di Kawah Ijen selalu ramai pengunjung.
Kawah Ijen terletak di kawasan gunung Ijen, yang menurut letak geografisnya berada di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi dan di Kecamatan Klobang Kabupaten Bondowoso. Gunung Ijen memiliki ketinggian 2.368 Mdpl. Yang puncaknya berada di barisan gunung bromo dan juga semeru.
Kawah Ijen merupakan lokasi penambangan belerang tradisional yang terbesar di Jawa Timur. Sumber belrang di Kawah Ijen seolah tak pernah habis di gunakan sebagai bahan kimia maupun sebagai penjernih gula.
Kawah Ijen merupakan salah satu di dunia, kawah asam yang memiliki angka keasaman mendekati nol, dan memiliki kaldera 300 m - 400 m dengan luasan kawah sebesar 5.466 hektar. Kawah yang berada di tengah kaldera memiliki luasan hampir 20 km, luasan tersebut merupakan yang terbesar di pulau jawa. Ukuran kawahnya yaitu 960 m x 600 m dan berada 300 m di bawah kaldera.
Ketika matahari pagi mulai menyinari kawasan wisata akan dihasilkan pemandangan yang menakjubkan dari kuningnya sinar matahari yang berpaduan dengan hijau dan birunya air dari Kawah Ijen. Namun dilarang bagi pengunjung untuk menuruni Kawah Ijen tersebut. Volume air yang berkisar 20 juta kubik ini di infokan memiliki keasaman mendekati nol dengan suhu hampir 200 derajat Cellcius. Dengan demikian akan sangat mudah untuk melarutkan kain bahkan tubuh manusia bila sampai masuk kedalamnya. Selain di pagi hari, pengunjung juga akan di buat takjub di malam hari, pemandangan yang di hasilkan dari api biru yang seolah tak pernah padam. Serta aliran belerang cair yang siap membeku oleh hempasan angin dan kemudian menjadi batu yang siap untuk di tambang.
:: Rute Pendakian
Untuk mencapai gunung Ijen dari Banyuwangi, pengunjung bisa menggunakan kereta Api
ekonomi dengan tujuan banyuwangi dan turun di station Karangasem. Kemudian di teruskan
naik ojek dengan tujuan Kec. Licin Ds. Banyusari. Selanjutnya dari Ds. Banyusari
perjalanan akan dilanjutkan
menuju Paltuding dengan menumpang truk pengangkut belerang. Atau untuk pengunjung yang memiliki uang
lebih dapat menggunakan Bus dan turun di Banyuwangi kota kemudian naik
ojek bisa langsung ke Paltuding atau ke Ds. Banyusari. Pintu gerbang utama ke
Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding, yang juga merupakan
Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam).
Dari Paltuding berjalan kaki dengan jarak sekitar 3 km. Lintasan awal sejauh
1,5 km cukup berat karena
harus menanjak dan
sebagian besar jalur memiliki kemiringan 25-35 derajad. Ditambah struktur tanah berpasir
sehingga menjadikan semakin
berat langkah kaki karena harus
menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang.
Selain itu ada alternatif
rute yaitu Bondowoso - Wonosari - Tapen - Sempol - Paltuding.
:: Tips
Karena tim Shikamaru belum pernah menuju lokasi kali ini tips di ambil dari berbagi refrensi
- Jangan lupa gunakan masker saat di area Kawah Ijen karena bau belerang menybebkan sebagian orang mengalami pusing hingga gangguan penglihatan.
- Di sarankan untuk membawai cadangan batery kamera karena pemandangan sangat menakjubkan di malam ataupun siang hari, sungguh di sayangkan apabila sampai kehilangan momen.
- Jika memiliki dana pas - pasan gunakan keahlian menawar.
0 comments:
Post a Comment